Jumat, 26 April 2013


4.8 Makna lokusi, ilokusi, dan perlokusi
                                                                          
           Dalam kajian tindak tutur (speech act) dikenal adanya makna ilokusi, makna ilokusi, dan makna perolokusi. Yang di mkasud dengan makna ilokusi adalah makna seperti yang dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan yang dimaksud makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan makna perlokusi adalah makna seperti yang diinginkan oleh penutur. Misalnya, kalau  seseorang kepela tukang afdruk foto dipinggir jalan bertanya,
                                                  “Bang, tiga kali empat, berapa?”
             Makna secara lokusi kalimat tersebut adalah keinginan tahu dari si penutur tentang berapa tiga kali empat. Namun, makna perlokusi,makna yang diinginkan si penutur adalah bahwa si penutur ingin tahu berapa biaya mencetak foto ukuran tiga kali empat sentimeter.  Kalau si pendengar,  yaitu tukang afdruk foto itu memiliki makna ilokusi yang sama dengan makna perlokusi dari si penanya, tentu dia akan menjawab, misalnya, “ dua ribu” atau “ tiga ribu”.  Tetapi kalau makna ilokusinya sama dengan makna lokusi dari ujaran “ tiga kali empat berapa”, dia pasti akan menjawab “dua belas”, bukan jawaban yang lain.
             
                Dalam kajian tindak tutur, sebuah ujaran sekaligus dapat bermakna lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Supaya jelas simak ilustrasi berikut!
             Seorang laki-laki tua bertanya kepada pelayan toko peti mati:
             “Berapa harga peti mati yang penuh ukiran ini?”
             “Dua juta, tuan”, jawab si pelayan toko.
             “Wah, mahal amat”, sahut laki-laki tua itu dengan kaget.
            “Tapi, tuan” kata pelayan toko itu menjelaskan,”kami jamin kalau tuan sudah masuk kedalamnya, tuan pasti tidak ingin keluar lagi!”
            
                Pada ilustrasi itu bagian akhir pada kalimat “tuan pasti tidak ingin keluar lagi!”. Makna ilokusi kalimat tersebut adalah “saya tidak keluar lagi karena merasa nyaman yang bukan main”. Sedang makna perlokusinya adalah “ tuan tidak ingin keluar karena pada waktu itu tuan sudah meninggal”.
            
                Bila dibandingkan dengan teori Verhaar tentang semantik maksud(lihat kembali pada subbab 2.3), maka sebenarnya makna perlokusi ini sama dengan “maksud” yang dibicarakan pada subbab 2.3 itu.
                                                                                                                    (buku abdu chaer)


Jumat, 22 Maret 2013



JENIS  MAKNA 



            Ieech (1976) yang karyanya banyak di kutup orang dekat studi semantik membedakan adanya tujuh tipe makna, yaitu (1) makna konsep tual(2) makna konotatif (3) makna stilistika (4) makna afektif (5) makna relatif (6) makna kolokatif (7) makna tematik
  
4.1  Makna leksikal dan makana gramatikal
            Leksikal adalah bentuk ejektif yang diturunkan dari bentuk nominal leksikon (pokabuler,kosakata,pembedaharaan kata ) satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bahasa yang bermakna.
            Umpamanya kata tikus makna lesikelnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tipes. Makna ini tampak jelas dalam kalimat tikus itu mati di tekam kucing, atau dalam kalimat panen kali ini gagal akibat serangan nama tikus. Kata tikus pada kedua kalimat itu jelas merujuk kepada binatang tikus bukan kepada yang lain
            Contoh-contoh di atas dapat di simpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu. Makana leksikal suatu kata sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu konteks kalimat. Makna leksikal biasa di pertentangkan atau di oposisikan dengan makna grametikal.
            Makna gramatikal itu bermacam-macam. Setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal itu. makna gramatikal sering kali juga dapat di ketahui tanpa mengenal makna leksikal unssur-unsurnya. Misalnya klausa malalat, di lili lolo – lolo ini yang tidak kita ketahui makna leksikal unsur-unsurnya, apa itu malalat,apa itulili-lili dan puk lolo-lolo itu, namun kita tahu bahwa konstruksi klausa itu memberi makna gramatikal.

           



4.2       makna referensial dan non referensial
            Perbedaan makna referensial dan makna non referensial berdasarkan ada tidaknya dari kata-kata itu. bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang di acu oleh kata itu makna kata tersebut di sebut kata bermakna referensial. Kalau kata itu tidak mempunyai feferen maka kata itu di sebut kata bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis krabat rumah tangga yang di sebut “meja” dan”kursi” sebaliknya kata karena dan tetapi tidak mempunyai referen.
4.3     makna denotatif dan konotatif
            Sebuah kata disebut mempunyai makna denotatif apabila kata itu mempunyai”nilai rasa” baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka di katakan tidak memiliki konotasi tetapi dapat juga di sebut berkonotasi netral.
            Makna denotatif (sering juga di sebut makna denotasional, makna konseptua, atau makna konetif karena di lihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna referensial sebuah makna denotatif lazim di beri penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil opserpasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau pengalaman lain.
            Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti” cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif

4.4       makna kata dan makna istilah
            Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketetapan makna kata itu dalam pengunaannya secara umum dan secara khusus. Dalam pengunaan bahasa secara umum  acara kata-kata itu di gunakan secara tidak cermat sehingga makna bersifat umum. Tetapi dalam pengunaannya secara khusus dalam bidang kegiatan tertentu, kata-kata itu di gunakan secara cermat sehingga makna pun menjadi tepat.
            Makna sebagai istilah memang di buat secepat mungkin untuk menghindari kesalah pahaman dalam bidang ilmu dalam kegiatan tertentu dalam bidang kedokteran, misalnya, kata tangan dan lengan di gunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbed.

4.5    makna konseptual daan makna asosiatif
            Pembedaan makna konseptual dan makna asosiatif di dasarkan pada ada atau tidak adanya hubungan (asosiasi, relaksi) makna sebuah kata dengan makna kata lain. Secara garis besar leech( 1976) mala membedakan makna asosiatif termasuk makna konotatif istilistik, efektif, refleksi dan kolokatif.
            Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, maka yang sesuai dengan referennya dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun.
            Makna asossiatif ini sesungguhnya sama dengan perlambang-perlambang yang di gunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Maka dengan demikian dapat di katakan melalui di gunakan sebagai perlamban” kesucian ‘ merah di gunakan sebagai ‘ keberanian’ dan sering kali di gunakan sebagai’ ke pahlawanan wanita’.

4.6  makna idiomatikal dan pribahasa
            Yang di maksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa( bisa berupa kata, frase, .unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. umpamanya menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian dan kebimbangan memiliki makna hal yang di sebut bentuk dasarnya.
             Kata-kata seperti, bagai, bak, laksana dan umpama lazim di gunakan dalam pribahasa. Memang banyak juga pribahasa yang tanpa menggunakan kata- kata tersebut, namun kesan pribahasanya itu tetap saja tanpak. Misalnya tong kosong nyaring bunyinya. Pribahasa tersebut bermakna ‘ orang yang tiada berilmu biasanya banyak cakapnya.

4.7  makna kias
            Dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam kamus umum bahasa indonesia susunan W.I.S  Poerwadarminta ada digunakan istilah arti kiasan. Tanpaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa( baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya( arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) di sebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti putri malam dalam arti’ bulan’.

4.8  makana lokusi, ilokusi dan perokusi
            Dalam kajian tindak tutur( speech act)  di kenal adanya makna ilokusi, makna ilokusi dan makna perlokusi. Yang di maksud dengan makna lokusi adalah makna seperti yang di nyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan yang di maksud dengan makna ilokusi adalah makna seperti yang di pahami oleh pendengar. Sebaliknya, yang di maksud dengan makna perlokusi adalah makna seperti yang di inginkan oleh penutur. Misalnya, kalau seorang kepada tukang afdruk photo di pinggir jalan bertanya.” bang, tiga kali empat, berapa? “makna secara lokusi kalimat tersebut adalah keinginan dari penutur.
           

Senin, 02 Januari 2012

                             Hubungan alam dengan proses belajar dan pembelajaran 

Belajar dari alam dapat diartikan secara sederhana adalah menjadikan alam sebagai sumber, media dan saranan belajar untuk memitik ilmu, pengetahuan, alam adalah ruang milik kerakterstik geografis yang luas karya dan uariatif sekolah yang berada di daerah pantai, pertanian dan hutan tertentu memiliki keanehkaragaman dalam belajar dan alam.
         
  Dalam metode belajar konvensional, ruang kelas merupakan tempat yang sering dan biasa di gunakan untuk melakukan proso belajar- mengajar, hal tersebut memang tidak salah tetapi sedikit  melupakan kelas yang memiki nilai lebih yakni alam.
         
  Belajar di alam terbuka adalah satu mealternatif guna mempenyampaikan materi- materi yang tidak dapat di sampaika di daam kelas. ada beberapa komponen yang  di perlukan dalam mempelajari dalam motivasi.

motivasi belajar dapat di peroleh dari contoh- contoh yang mereka dapat selama proses pembelajaran perserta didik cendrung lebih mudah untuk melakukan sesuatu tanpa harus merosa terpaksa bila memang ada figur atau sosok yang dianggap istimewa bagi merekah.
  
                                                                      MOTIVASI
A. Pengertian motivasi
motivasi beasal dari bahasa latin yatu mouse berarti mengerakkan. wloonkoruski (1985) menyelesaikan motivasi bebagai suatu kondisi yang menyebabkan prilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan ( persiskence) pada tingkah laku tersebut.

B. Sumber - sumber motivasi
     a. dari dalam diri (motivasi) individu motivasi in timbul dari dalam diri dari individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain.
      b. dari luar (motivasi eksternal lektrinsik)

motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karea adanya ajakan, sutahan, atau paksaan dengan orsng lain.

Unsur- unsur yang memperngaruih motivasi belajar
        1. cita- cita atau asperasi siswa keberhasilan keinginana dapat menumbuhkan giat, kemudian, cita- cita dalam kehidupan. dari segi emansipasi kemudian keinginan yang terpuaskan dapat memperbesarkan kemauan dan terpuaskan dapat memperbesarkan kemauan dan semangat belajar.
        2 .kemauan siswa
keinginan seorang anak pemalu di berangi dengan kemampuan atau kecukupannya.
        3. kondisi siswa
kondisi siswa yang melipti kondisi jasmani dan rohani sangat mmperngaruhi motivasi belajar.
         4.kondisi lingkungan siswa
 lingkungan siswa berupa keadaan alam,  lingkungan tempat tinggal, pergaulan, sebaya, kehidupan, kemasyarakatan, dengan kondisi lingkungan, dengan yang aman, tentram, tertib, dan indah di perkuat.

Selasa, 13 Desember 2011

Masalah-masalah Pendidikan

          Masalah-masalah mengenai pendidikan ini dipandang sebagai hal yang dominan dalam kaitannya dengan kemajuan pendidikan dinegara kita, masalah-masalah ini akan dijabarkan sedemikian sehingga kita bisa menelusuri faktor yang sebenarnya menjadi kendala tersendatnya pendidikan.faktor –faktornya sebgai berikut :
1.      Faktor ekonomi
Faktor ekonomi ini adalah faktor yang sangat dominan  berpengaruh terhadap dunia pendidikan, karena sistem pendidikan kita yang mahal guna menunjang kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu dana operasional untuk terselenggaraan sisitem pengajaran yang baik disamping sebgai pemenuan fasilitas-fasilitas yang mendukung kemampuan intelektual murid disekolah.

2.      Faktor kedisiplinan
Faktor kedisiplinan ini sendiri berkaitan dengan faktor ekonomi karena  apabila ekonomi yang baik maka dengan sendirinya pendidikan ini akan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan yang mengganjal jalannya operasonal dalam kegiatan belajar mengajar.
3.      Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat mendukung perkembangan pendidikan bagi anak itu sendiri.keluarga diharapkan mengarah kan dan memberikan motivasi yang dapat memicu semangat anak didik untuk memperoleh pendidikan yhang sesuai dengan keinginan dan cita-citanya.


Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan sebagai berikut :
§  Rendahnya sarana fisik
§  Rendahnya kualitas guru
§  Rendahnya kesejahteraan guru
§  Rendahnya prestasi sisiwa
§  Rendahnnya pemerataaan pendidikan
§  Rendahnya frekuensi pendidikan dengan kebutuhan


Pengelola Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.istilah lain dari pengelolaan adalah manajemen. Manajemen adalah kata yang asalnya dari bahsa inggris yaitu management yang berarti ketatalaksanaaan, tata pimpinan dan pengelolaan.
Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang dapat pengajaran dari guru. Menurut Hadari nawawi kelas dipandang dari dua sudut yaitu kelas dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Ahmad menyatakan pengelolaan kelas asalah Segala sesuatu yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Jadi pengelolaan jelas adalah usaha sadar utnuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis,usaha sadar mengarahkan pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

Rabu, 07 Desember 2011

Ibu sayang

     kasih sayang seorang ibu kepada anak nya tidak terhingga sepanjang masa
ibu tak pernah mengeluh tentang kelakuan anaknya , ibu adalah seorang pahlawan ,
pahlawan didunia dan pahlawan di dalam kehidupan dalam berkeluarga
ibu bisa menjadi segalanya dalam kehidupan.
seperti kata-kata dibawah ini
"surga dibawah telapak kaki ibu"
semua itu tidak bisa kita pungkiri

aku sayang ibu .
I LOVE YOU MAM ..... :)